Subscribe Now

Edit Template

Subscribe Now

Edit Template

Mengatasi Kecemasan Sosial di Era Post-Pandemi: Kenapa Kita Merasa Canggung dan Cara Mengatasinya

Sejak pandemi COVID-19, banyak dari kita yang mengalami perubahan besar dalam cara berinteraksi sosial. Tiga tahun lebih kita terbiasa dengan batasan sosial, bekerja dari rumah, dan berkomunikasi melalui layar. Kini, meskipun dunia sudah mulai membuka kembali pintu untuk interaksi sosial, banyak orang merasa canggung atau bahkan cemas saat harus bertemu orang lain lagi secara langsung. Nah, kenapa bisa begitu? Dan bagaimana cara mengatasinya?

Kenapa Kita Merasa Canggung?

Kecemasan sosial di era post-pandemi sebenarnya bukan hal yang aneh. Setelah berbulan-bulan atau bahkan lebih lama menghindari keramaian, kita jadi kehilangan keterampilan sosial yang dulu tampak mudah. Banyak orang merasa kesulitan untuk kembali berinteraksi, merasa cemas apakah percakapan mereka akan berjalan lancar, atau bahkan khawatir tentang penampilan dan respons orang lain terhadap mereka.

Menurut penelitian yang diterbitkan dalam Psychological Science, perubahan besar dalam rutinitas sosial dapat mempengaruhi cara otak kita merespons interaksi sosial. Kita terbiasa berada dalam zona aman, seperti berada di rumah, yang mengurangi rasa percaya diri dalam berinteraksi dengan orang lain secara langsung (1).

Selain itu, banyak yang juga merasa bahwa dunia sosial kini lebih terbuka untuk penilaian, terutama dengan banyaknya interaksi yang terjadi di media sosial. Ini menciptakan tekanan tersendiri bagi individu untuk tampil sempurna di depan orang lain, yang bisa memperburuk kecemasan sosial.

Cara Mengatasi Kecemasan Sosial di Era Post-Pandemi

Meskipun kecemasan sosial bisa sangat mengganggu, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasinya. Berikut beberapa tips yang bisa dicoba:

  1. Mulai Dengan Langkah Kecil Cobalah untuk memulai dengan interaksi sosial yang lebih kecil dan intim, seperti bertemu teman dekat atau keluarga. Ini bisa membantu membangun kembali rasa percaya diri sebelum memasuki situasi yang lebih besar. Penelitian dari Journal of Anxiety Disorders menunjukkan bahwa berinteraksi dalam kelompok kecil dapat membantu seseorang merasa lebih nyaman dan mengurangi kecemasan sosial (2).

  2. Fokus pada Percakapan, Bukan Pada Diri Sendiri Salah satu penyebab kecemasan sosial adalah ketakutan akan penilaian orang lain. Cobalah untuk fokus pada percakapan dan mendengarkan orang lain, alih-alih memikirkan bagaimana penampilan atau ucapan kita akan diterima. Berlatih menjadi pendengar yang baik dapat membantu kita lebih terlibat dalam interaksi dan mengurangi ketegangan.

  3. Berlatih Keterampilan Sosial Jika merasa canggung dalam situasi sosial, berlatih berbicara dengan orang lain dalam berbagai situasi bisa sangat membantu. Mengikuti grup diskusi, bergabung dalam komunitas, atau bahkan berbicara dengan kasir di toko bisa membantu melatih keterampilan sosial yang mungkin hilang selama pandemi.

  4. Terima Perasaan Cemas Itu Ketika kita merasa cemas, penting untuk tidak menghakimi diri sendiri. Kecemasan adalah reaksi alami tubuh terhadap situasi yang dianggap menantang. Menurut American Psychological Association, mengakui dan menerima perasaan cemas sebagai bagian dari pengalaman manusia dapat mengurangi intensitasnya (3).

  5. Pertimbangkan Terapi atau Konseling Jika kecemasan sosial terasa sangat mengganggu dan sulit diatasi, pertimbangkan untuk mencari bantuan profesional. Terapi kognitif-perilaku (CBT) telah terbukti efektif untuk mengatasi kecemasan sosial, dengan membantu individu mengubah pola pikir negatif yang memperburuk perasaan cemas (4).

Kesimpulan

Mengatasi kecemasan sosial di era post-pandemi memang membutuhkan waktu dan usaha, tetapi itu sangat mungkin untuk dilakukan. Ingat, prosesnya tidak instan. Mulailah dengan langkah kecil, fokus pada interaksi yang lebih nyaman, dan beri diri kamu ruang untuk berkembang kembali. Semua orang memiliki kecepatan yang berbeda dalam beradaptasi, jadi jangan terlalu keras pada diri sendiri!

Semoga tips-tips ini bisa membantu kamu merasa lebih nyaman dalam berinteraksi sosial di dunia yang semakin terbuka! 🌟


Daftar Referensi

  1. Psychological Science, 2020. “Social Anxiety and the Return to Socializing in Post-Pandemic Times.”
  2. Journal of Anxiety Disorders, 2021. “Social Interaction and Anxiety: The Role of Small Group Engagement in Reducing Social Fears.”
  3. American Psychological Association, 2022. “Managing Social Anxiety in the Post-Pandemic Era.”
  4. Cognitive Behaviour Therapy Journal, 2021. “Cognitive Behavioral Therapy for Social Anxiety: A Review.”

Echy

Writer & Blogger

Halo!
Saya Echi, penulis sekaligus editor blog ini. Meski bukan seorang ahli psikologi, saya percaya bahwa pengalaman dan pembelajaran dari kehidupan sehari-hari bisa menjadi sumber inspirasi untuk kita semua. Melalui blog ini, saya ingin berbagi cerita, wawasan, dan sudut pandang yang saya dapatkan dari apa yang saya baca, alami, dan pelajari.

Harapan saya sederhana: semoga tulisan di sini bisa menjadi teman Anda dalam memahami diri sendiri, menghadapi tantangan, atau sekadar menemukan sudut pandang baru. Kalau ada yang ingin dibahas, jangan ragu untuk berbagi ide atau cerita Anda. Yuk, kita saling belajar dan tumbuh bersama! 😊

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Kenalkan

Echi

Editor

Halo!
Aku Echi, penulis sekaligus editor blog ini. Meski bukan seorang ahli psikologi, aku percaya bahwa pengalaman dan pembelajaran dari kehidupan sehari-hari bisa menjadi sumber inspirasi untuk kita semua. Melalui blog ini, aku ingin berbagi cerita, wawasan, dan sudut pandang yang aku dapatkan dari apa yang aku baca, alami, dan pelajari.

Harapanku sederhana: semoga tulisan di sini bisa menjadi teman kamu dalam memahami diri sendiri, menghadapi tantangan, atau sekadar menemukan sudut pandang baru. Kalau ada yang ingin dibahas, jangan ragu untuk berbagi ide atau cerita kamu di Forum. Yuk, kita saling belajar dan tumbuh bersama! 😊

Popular Articles

  • All Posts
  • Berita Umum
  • Entertainment
  • Hari Besar
  • Hubungan Asmara
  • Inspirasi dan Motivasi
  • Kesehatan
  • Kesehatan dan Kebugaran
  • Kesehatan dan Produktivitas
  • Kesehatan Mental
  • Kesehatan Mental dan Media Sosial
  • Pendidikan dan Literasi
  • Pengembangan Diri
  • Psikologi
  • Psikologi dan Kesehatan Mental
  • Psikologi dan Kesejahteraan
  • Teknologi

Instagram Feed

Edit Template

Pengalaman dan pembelajaran dari kehidupan sehari-hari bisa menjadi sumber inspirasi untuk kita semua. Blog ini bertujuan untuk berbagi cerita, wawasan, dan sudut pandang yang saya dapatkan dari apa yang saya baca, alami, dan pelajari.

You have been successfully Subscribed! Ops! Something went wrong, please try again.

Quick Links

Home

Features

Terms & Conditions

Privacy Policy

Contact

Postingan Terbaru

  • All Posts
  • Berita Umum
  • Entertainment
  • Hari Besar
  • Hubungan Asmara
  • Inspirasi dan Motivasi
  • Kesehatan
  • Kesehatan dan Kebugaran
  • Kesehatan dan Produktivitas
  • Kesehatan Mental
  • Kesehatan Mental dan Media Sosial
  • Pendidikan dan Literasi
  • Pengembangan Diri
  • Psikologi
  • Psikologi dan Kesehatan Mental
  • Psikologi dan Kesejahteraan
  • Teknologi

Hubungi Kami

Pengalaman dan pembelajaran dari kehidupan sehari-hari bisa menjadi sumber inspirasi untuk kita semua. Blog ini bertujuan untuk berbagi cerita, wawasan, dan sudut pandang yang saya dapatkan dari apa yang saya baca, alami, dan pelajari.

You have been successfully Subscribed! Ops! Something went wrong, please try again.

Quick Links

Home

Features

Terms & Conditions

Privacy Policy

Contact

Postingan Terbaru

  • All Posts
  • Berita Umum
  • Entertainment
  • Hari Besar
  • Hubungan Asmara
  • Inspirasi dan Motivasi
  • Kesehatan
  • Kesehatan dan Kebugaran
  • Kesehatan dan Produktivitas
  • Kesehatan Mental
  • Kesehatan Mental dan Media Sosial
  • Pendidikan dan Literasi
  • Pengembangan Diri
  • Psikologi
  • Psikologi dan Kesehatan Mental
  • Psikologi dan Kesejahteraan
  • Teknologi

Contact Us